BEKAL UNTUK AHLI HIKMAH
YAYASAN PONDOK
PESANTREN
AL-MUBTADI’IN
Sk menkumham
nomor : AHU-0016543.AH.01.04 tahun 2016
Sekretariat : Kp Garogol Kidul
Rt 04/05 Desa Cibulakan Kec.Cugenang-Cianjur Jabar Indonesia.
HP / WA. 085723244437 / 082322433383 /
PIN BB : D897EBBF
ASRORUL
HIKMAH
CACATAN
PENTING BAGI ANDA YANG AKAN MENDALAMI ILMU HIKMAH
Belajar ilmu
hikmah dimasyarakat sunda disebut ngahikmah atau ngelmu hikmah, sebelum
seseorang menjadi ahli hikmah maka ia harus melewati beberapa tahap terlebih
dahulu. menurut kyai ahli hikmah tahap paling awal adalah mengkaji dan mengaji
alqur’an sebab inti dari sumber-sumber ilmu hikmah berasal dari alqur’an.
seseorang diharuskan memahami ayat-ayat alqur’an, mengkaji maknanya dan
mengamalkan isinya. setelah itu barulah dicoba menangkap hikmahnya (nilai
magisnya) yang terkandung didalamnya. setelah mengkaji alqur’an seseorang juga
harus menguasai ilmu aqidah atau ilmu tauhid (sebagai fondasi keimanan agar
tidak tergelincir kepada kemusyrikan), ilmu fiqih atau hukum syareat islam
(sebagai fondasi ibadah yg benar), ilmu nahwu,sorof dan tajwid (agar tidak
salah dalam membaca alqur’an), ilmu tasawuf dan ahlakul karimah (sebagai
fondasi dalam berhubungan dengan sesama mahluk ciptaan tuhan dari golongan
manusia, jin atau malaikat). ilmu-ilmu tersebut merupakan fondasi yang harus
dimiliki oleh seorang ahli hikmah. setelah semuanya terpenuhi barulah proses
pembelajaran ilmu hikmah dapat dijalankan. seorang ahli hikmah sering juga
disebut kyai hikmah, kyai menempati posisi tertinggi dalam hierarki pelaku ilmu
hikmah, sebab kyai hikmah sendiri mempunyai pondasi yg kuat dalam ilmu agama (ilmu
keislaman). berbeda dengan seseorang yg belajar ilmu hikmah tapi tidak disertai
dengan belajar ilmu agama (tauhid, fiqih, nahwu, tasawuf dll.) mereka disebut
sesepuh, orang pintar, dukun atau paranormal.
Dikalangan
para ahli hikmah mereka mengenal berbagai macam kitab hikmah yang disusun oleh
ulama-ulama terdahulu salah satunya kitab yang cukup terkenal yaitu kitab
syamsul ma’arif dan mamba’u ushulul hikmah yang disusun oleh syeikh ahmad ali
albuuni.
Dua kitab ilmu
Hikmah yang dikarangan oleh Syeikh Ahmad bin Ali al-Buuni merupakan kitab yang
sangat populer. Beliau orang yang diberi kelebihan oleh Allah s.w.t untuk
menguak misteri huruf, mutiara-mutiara dan rahasia-rahasia yang ada di dalam
Al-Quran dengan maksud untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Al-Quran bukan
semata untuk dibaca dan diambil fatwanya, atau diambil sebagai obat hati dalam
akidah dan hukum-hukumnya, tapi juga mengandung keistimewaan yang luar biasa.
Ilmu yang
termuat dalam kitab ini bukanlah ilmu biasa, tetapi ilmu spesial yang hanya
layak diketahui oleh kalangan tertentu. Al-Buuni membuat semacam “pagar”
tertentu agar kitab ini tidak jatuh pada tangan yang tak tepat atau orang yang
tak kompeten. Tak heran kitab ini, di kalangan santri di pesantren dulu,
memiliki aura mistis yang membuatnya “angker”sangat wingit. Dalam pembukaan
kitab ini, misalnya, Syekh al-Buuni dengan tegas membuat semacam “pernyataan”
berikut ini: haram bagi siapa saja yang mendapatkan naskah kitab saya ini untuk
memberi tahu kepada orang yang tak siap untuk menerima dan memahami isinya,
atau menceritakan isi kitab itu di tempat yang kurang layak. Layakkah kalau isi
kitab ini disebarkan di internet? Sedangkan kebanyakan yang melihatnya orang
awam atau tidak tahu tentang syareat islam (tidak pernah mesantren).
Dalam tradisi
Islam klasik, tampaknya terdapat suatu pandangan bahwa ada ilmu-ilmu tertentu
yang harus disembunyikan dan hanya layak diberikan kepada orang-orang tertentu
yang sudah memenuhi syarat tertentu. Pandangan semacam ini saya kira tidak
hanya khas Islam, tapi juga ada pada beberapa masyarakat tradisional yang lain.
Saya ingin menyebut hal ini sebagai “kosmologi mistis-feodal“.
Aura
“kesucian” kitab ini juga ditandai dengan beberapa hal lain. Dalam halaman yang
sama, misalnya, Syekh Ali al-Buni mengatakan bahwa siapapun tak boleh
“menyentuh “kitabnya ini kecuali dalam keadaan suci (wa la tamussahu illa wa
anta thahirun). Ilmu yang termuat dalam kitab ini bukan ilmu biasa, tetapi ilmu
yang sangat khusus, dan karena itu harus diperlakukan secara khusus pula.
Lewat beberapa
nukilan ilmu Hikmah, Imam al-Būnī dalam kitabnya, menerangkan : “Untuk bisa
mencapai ilmu supranatural secara benar dan bisa dibuktikan akan hasilnya
seorang ritualis harus bisa memahami segala isi ilmu yang terkandung di
dalamnya baik berupa tata cara puasa, berzikir dan pendalamannya”. bagi orang
yang percaya tentang amalan ilmu hikmah silahkan pelajari tapi niat hanya
karena Allah semata dan bagi orang yang tidak percaya tentang ilmu hikmah
jangan mempelajarinya karena akan membawa mudorot nantinya.. diantara
pendalaman ilmu supranatural yang harus diketahui adalah sebagai berikut :
1. MUDAWAMAH
AL-ZIKR / ISTIQOMAH DALAM BERZIKIR.
Dalam
pembedaran ini seorang ritualis dituntut untuk selalu menjaga wiridannya secara
istiqomah di setiap malam harinya. Sebab untuk bisa merasakan manfaat ilmu yang
sedang dijalaninya, seorang ritualis harus bisa memilah peraturan apa yang
harus dipilih dalam hal berzikir. Inilah tingkatan zikir menurut hukum para
Ahli Hikmah :
a. Zikir Umum
(maksimal 2 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 4 tahun
untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
b. Zikir
Khusus (maksimal 5 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini membutuhkan waktu 2, 5
tahun untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
c. Zikir
Khususul Khusus (maksimal 7 atau 9 jam dalam satu dudukan). Tahapan ini
membutuhkan waktu 41 hari untuk bisa merasakan manfaatnya ilmu.
2. TARKUNNAFSI /
MENINGGALKAN ADAT KEBIASAAN.
Mengulas arti
tarkunnafsi menurut Imam Al-Buuni adalah : “Merubah segala kebiasaan hidup kita
dengan jalan meniru kebiasaan para Ahlillah dengan kata lain mengendalikan
nafsu badan lewat berbagai aktifitas tirakat seperti menahan lapar dengan cara
berpuasa dan memakan makanan yang halal, menjauhi tidur/sedikit tidur, menahan
mulut dari banyaknya bicara yang kurang bermanfaat di ganti dengan banyak
berdzikir dan lain sebagainya”. meninggalkan adat kebiasaan merupakan jalan
pembuka khawariqul adat (pintu kekeramatan).
3. SIDQ AL-QALBI
/ KEJUJURAN HATI ( AKHLAKUL KARIMAH )
Sebagai
seorang supranaturalis ilmu Al-Hikmah, kejujuran dan kebersihan hati adalah
kunci utama dalam hal penataan ilmu yang sedang dijalaninya. Mereka harus
menjaga rasa dan pikirannya dari sifat berandai-andai,pikiran jorok/ negatif,
ingin jadi orang sakti , ingin di puji, supaya terkenal ,sombong , was-was,
sakit hati, dendam, suka menghina, suka menghujat, suka mencemooh, buruk
sangka, mengadu domba, suka menuduh tanpa bukti yg jelas, iri dengki, dolim
dan lain-lain. Sebab bagaimana pun kuatnya batin seorang supranaturalis,
apabila sifat tadi telah bersarang dan tidak secepatnya dibuang, maka lambat
laun ilmu yang sudah menyatu dengan tubuhnya akan sirna dengan sendirinya,
malah bisa menimbulkan gangguan kejiwaan. Seperti halnya di zaman sekarang,
ilmu supranatural banyak dicari kerana berbagai faktor dan tujuan. Namun untuk
memperdalam ilmu ini belum tentu semua berhasil meraihnya. Bagi seorang yang
ingin memperdalam ilmu Al-Hikmah, maka kesabaran dan kedisplinan serta kesucian
harus selalu terjaga. selain itu banyaknya kegagalan biasanya dari faktor
setengah-setengah dalam menjalani suatu ilmu.Diantara yang menjadi penyebab
kegagalan lainnya adalah kerana kurangnya bimbingan dari guru yang mumpuni atau
belajar tanpa guru.
Nah, untuk
bahan pertimbangan para pencinta ilmu supranatural, kami akan membedarkan 3
tingkatan perjalanan ilmu supranatural, dimulai dari tingkat terendah. Inilah
tahapannya :
1. TINGKAT
RENDAH : SYAK / KHAYALAN.
Lewat
pengulasan para Ahli Hikmah, Syak/ Khayalan, sangatlah mengganggu dalam
perjalanan seorang supranaturalis, mereka akan mudah dirasuki oleh bangsa jin
hitam yang menyesatkan pola pikir kita. sebaliknya di jaman sekarang banyak
ilmu yang menggunakan hayalan atau gambaran , biasanya ilmu ini bersumber dari
luar seperti reiki dan pembukaan chakra yg berasal dari agama hindu dan budha ,
atau hipnotis yg berasal dari ilmu sihir mesir kuno, ilmu yg menggunakan
mantra2 siluman dll. Sedangkan menurut para ahli sufi, syak atau khayalan
diartikan sebagai suatu kebohongan batin.
Lantas apa
sesungguhnya definisi dari arti syak/khayalan tersebut? Inilah arti
sesungguhnya : “Banyaknya berandai-andai atau suka berkhayal ke suatu tujuan
tanpa di dasari semangat lahiriah. Seperti contoh, selalu mengelamun menjadi
orang sakti, punya kelebihan yang menonjol,tapi dalam kenyataannya mereka hanya
berharap-harap tanpa disertai dengan usaha keras. akhirnya setan merasuki
pikiran dan mempengaruhi alam bawah sadarnya.sehingga ketika ibadah puasa,
mengamalkan wirid dan dzikir menjadi tidak ikhlas niatnya hanya ingin sakti saja.
akibatnya jadi banyak orang sakti yg di ruqiyah karena yg membantu ia sakti
adalah setan. lalu ia menyalahkan ilmu hikmah asli islami padahal dia sendiri
yg salah. pepatah menyatakan jiwa mencari jiwa , yang suci di sukai yg suci,
jiwa yg kotor di sukai mahluk yg kotor, inilah pentingnya akidah keimanan serta
ilmu agama dalam mempelajari ilmu hikmah. Pendapat lain, kurangnya bimbingan
dari seorang guru yang mumpuni sehingga ketidak teraturan dalam penangkapan
ilmu supranatural dan tidak menjadikannya luas dalam berfikir. Sifat seperti
ini menurut para ahli hikmah dan ilmu sufi wajib dijauhkan dari diri seorang
spiritualis. Mengapa? Kerana arti supranatural secara hakikatnya adalah
mendalami dan menghayati salah satu Af’alulloh lewat rasa ruhaniah.
Dari pedoman
arti supranatural tadi sudah jelas sekali bahwa penyelarasan antara lahiriah
dan batiniah harus seimbang hingga mewujudkan suatu ilmu bisa tercapai kalau
bisa tanpa adanya campur tangan dari makhluk lain. Dengan arti lain jangan
sampai golongan jin hitam merasuki otak kita lewat tipu daya sehingga kita bisa
tersesat sampai keluar dari jalur syariat Islam. Naudzu billahi minzalik.kita
juga harus berhati-hati terhadap sebuah isyarah, bisikan atau mimpi bertemu
para sesepuh ghoib. seorang waliyullah syeikh hasan as-syadili ra , berkata :
apabila kamu mendapatkan ilham, kasyaf atau isyarah tapi tidak sesuai dengan
ajaran kitab al-qur’an, sunah nabi, dan ijma’ para ulama sebaiknya
tinggalkanlah. Mimpi/isyaroh seperti ini jangan sekali-kali dijadikan pegangan hidup
bahkan harus dijauhi dari khayalan pikiran kita.
Dari kitab
Tafsir Qowi dijelaskan, selain para nabi dan waliyullah kamil, arti mimpi
apapun bentuknya adalah ziadatuttaqwa (jalan untuk selalu menambah arti
ketaqwaan) kecuali kalau bermimpi bertemu para ahlillah, para nabi, para
sahabat dan para malaikat semua wajib disyukuri dan dipatuhi apapun ucapannya
kerana mimpi seperti ini benar adanya.
Menurut Imam
Ibnu Muqotil, bangsa syaitan akan terus menyesatkan anak cucu Nabi Adam a.s.
Satu diantaranya lewat ilmu sihir dan sebuah mimpi. Syaitan akan menyerupai
siapa pun yang sedang digandrunginya baik menyerupai dedengkot orang sakti,
linuwih dan lain-lain. Syaitan akan terus merayu dengan tutur bahasa yang
sedemikian halus dengan suatu imaginasi, baik berupa harta kekayaan ,
kesaktian, jabatan, harta karun dan sebagainya, sehingga orang itu akan menjadi
terlena dan takabur.
2. TINGKAT
MENENGAH : ẒAN / ANTARA
NYATA DAN TIDAK.
Dalam
pembedaran Al-Hikmah tingkatan seperti ini sudah bisa dibilang supranaturalis.
Ciri orang yang sudah mencapai tingkat ini adalah :
- Selalu
mengistiqomahkan wiridan lebih dari 2 jam setiap wiridannya dan sudah melampaui
beberapa tahun lamanya.
- Masih punya
guru spiritual zahir, sehingga apapun kekurangan dalam suatu ilmu bisa cepat
teratasi kerana adanya pengarahan dari Sang Guru tadi.
- Mengenal
lebih dari 30% tentang seluk beluk adat istiadat bangsa ghoib sehingga dalam
hidupnya banyak diberi/mampu berkomunikasi dengan mahluk gaib, menarik berbagai
pusaka dari alam lain sebagai pemberian hibah bukan paksaan atau nyolong dari
mahluk gaib.
Cara tingkatan
seperti ini menurut para Ahli Hikmah belum dikatakan mumpuni sebab dalam
kehidupannya masih ada sifat kadzib (bohong) yaitu masih dirasuki bisikan,
isyaroh/mimpi yang kurang baik dari para jin hitam yang menyesatkan. Kunci
utama dalam tingkatan ini harus selalu dekat dengan bimbingan Sang Guru mumpuni
sehingga apapun perintang dalam menjalankan suatu ilmu bisa dinetralisir dengan
keluasan ilmunya.
3. TINGKAT
TINGGI : TAHQIQ / BENAR ADANYA.
Dalam
keterangan kitab Hikmah, tingkat tahqiq tergolong mumpuni dalam hal
menguasai ilmu supranatural. Konon orang seperti ini telah diakui kebenaran
ilmu dan keikhlasan hatinya. Dalam keterangan ilmu Hikmah lainnya, orang yang
sudah mencapai tingkat tahqiq, 60% telah menguasai 3 lapisan dunia lain seperti
alam Jin Thurobi dan Alam Barry. Sedangkan menurut Ilmu Tasawuf, Tahqiq di sini
terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
(1) TAHQIQ BIL
ASMA’ / DITERIMANYA SEBUAH AMALAN.
Secara makna
tafsir, orang yang sudah mengistiqomahkan salah satu ayat/ amalan hingga
bertahun-tahun lamanya. Dan amalan ini sampai mendarah daging ke tubuh orang yg
dimaksud, sehingga ia ikhlas dalam mengamalkannya karena sudah terbiasa, maka
Allah s.w.t menerimanya dengan suatu hidayah. Karena melalui ayat inilah ia
menjadi dekat dengan Allah sehingga semua doa dan keinginannya akan dikabulkan
oleh allah swt.
(2) TAHQIQ BIS
SIFAT / DITERIMANYA SEBUAH KEYAKINAN.
Orang yang
sudah bertahun-tahun lamanya menjauhkan nafsu badan dengan jalan puasa lepas
(tidak makan dan minum) atau menjauhi mata dari rasa ngantuk/tidur seperti
puasa melek atau berkelana ke berbagai daerah dengan jalan kaki tanpa sedikit
pun mata ini dipejamkan/ditidurkan.ia menempuh jalan spiritualnya dengan
berjalan kaki , niat dan tujuannya hanya satu yaitu Allah swt , ada juga yg
niatnya untuk mencari ilmu atau guru, dia menempuh perjalanan jauh tanpa
membawa bekal sedikitpun atau uang sepeserpun karena dia yakin bahwa Allah maha
rahman, maha rahim dan maha pemberi rizqi. Dari riyadhoh seperti ini Allah
s.w.t memberikan hidayah dengan perantaraan jin muslim sehingga para waliyullah
selalu memberikan apapun yang dia minta, baik dari segi ilmu supranatural,
rizqi, keselamatan maupun isyarah yang nyata dan benar.
Dan yang perlu
diketahui dalam pengamalan suatu ayat atau asma tertentu ada 2 type
pengamalan diantaranya :
1. TABARRUK
yaitu membaca
ayat atau asma hanya sebagai sarana memohon berkah dari ayat atau asma
tersebut… untuk type ini, TIDAK HARUS menyertakan qosam didalam pengamalannya..
sebagai contoh, misalnya kita mengamalkan asma ALLAH 66 kali setiap habis
sholat, karena tidak ada ijazah, ya kita mengamalkannya sebagai tabarruk saja…
memohon berkah asma ALLAH.. bilangannya kita ambil dari hisab jumal (arabic
numerology)-nya. tidak diperlukan qosam khusus disini.. cukup baca shalawat dan
doa setelah wirid asma ALLAH ini..
2. ISTIKHDAM
yaitu fokus
kepada penguasaan khodam ayat/asma tertentu. nah untuk pengamalan type ini
mutlak diperlukan tatacara yang khusus.. tidak bisa mengarang-ngarang, harus
dengan bimbingan seorang guru, karena ada kaifiyat tertentu dalam
pelaksanaannya… misalnya asma ALLAH tadi, ada qosam khususnya…ada aturan waktu
pembacaan dan teknik pembacaannya… ada tanda2 ketika khodam sudah hadir… ada
tanda2 ketika sudah sepakat antara kita dengan khodam yang bersangkutan datang,
dll. jadi, sebuah qosam tidak dapat berdiri sendiri…qosam hanyalah sebagian
dari suatu paket istikhdam ayat/ asma tertentu… tanpa kelengkapan lainnya,
qosam tidak akan berfungsi sempurna, malah bisa mencelakai pengamalnya.. karena
qosam menyangkut pengambilan sumpah dan perjanjian antara kita sebagai pengamal
dan sekelompok khodam & arwah yang terlibat dalam asma/ayat tertentu..
Mengenai
khadam jangan mencap buruk semuanya, karena khadam kerap menjadi perantara
terpenuhinya hajat kita oleh Allah, misalnya saat manjampe dengan ruqyah yang
berasal dari Kitabullah, tanpa disadari khadam ayat dan jin muslimlah perantara
terkabulnya hajat kita. Hindari istikhdam tanpa bimbingan guru/‘arif billah
karena ilmu harus jelas silsilahnya dan muttashil untuk menghindari
penyimpangan dan untuk membedakan yang haq dan bathil. Namun sebagai pemula,
janganlah mengamalkan istikhdam, bersihkan hati dan perkuat jiwa dulu yang bisa
dilakukan dengan mengikuti syareat, thariqah dan riyadhoh. khodam bisa malaikat
atau jin/setan, tergantung amalannya semakin kuat tirakat /puasanya, level
khodamnya juga makin bagus. nama khodam bisa saja sama, yg membedakan
kualitasnya. fungsinya khodam itu membantu mendo’akan kita. makin tinggi
kualitas khodam, makin bagus pula akhlak org tsb,kalau ada ketimpangan
(sakit2an, emosi) berarti ada agitasi/ketimpangan energi diantara keduanya ada
baiknya sebelum riyadoh suatu ilmu, riyadoh dulu pondasinya, agar kuat nampung
ilmu2 lainnya & meminimalkan efek negatif dr suatu ilmu salah satu pondasi
ilmu adalah sholawat diantaranya :
SHOLAWAT
NURRIDZATI,
Berikut Ini
Adalah Komentar Dari Kh. Musaddad Terkait Kegagalan Menjalankan Sebuah Amalan
Ilmu Hikmah :
1. Amalan
Hendaknya/Sebaiknya Ditujukan Karena Alloh Swt.
2. Aktifitas
Sesuatu Amalan Tidak Lepas Dari Aspek Bonus Dari Sang Ilahi Yang Kekuatannya
Untuk Mencapai Mardhotillah.
3. Dengan
Mendekati Diri Kpd Alloh Secara Istiqamah, Seseorang Diminta/Tidak Pasti
Tersingkaplah Hijab Alam Ghaib.
4. Pengertian
Amalan Dan Dzikir Adalah Ingat Kpd Alloh Yang Di Aktualisasikan Dg Lisan,Hati,
Dan Perbuatan.
5.Setiap Kita
Mengamalkan Secara Istiqamah Pada Haqeqat Nya Menabung Energi Bathin.
6. Metode
Dzikir Dan Beramal Suatu Ilmu Tidak Lepas Dari Metode Atau Aturan Tertentu Yang
Berfungsi Membantu Proses Pencapaian Keheningan Bertaqarub Kpd Alloh Swt.
7.Kita Harus
Banyak Bertafakur Dan Peka Dalam Membaca Isyarah Dan Tanda-Tanda Alam.
8.Seorang Yang
Sudah Pandai Dan Menguasai Sesuatu Ilmu Tingkat Tinggi Biasanya Pandai Membaca
Situasi Dan Mengondisikan Suasana Bathin.
9. Terakhir
Bergurulah Langsung Kepada Ahlinya.
Demikian
pemaparan singkat yang dapat penulis uraikan. Semoga dengan pemaparan ini akan
ada hikmah yang bisa dipetik untuk suatu kemashlahatan kita, baik dalam
pengenalan ilmu supranatural maupun manfaat lainnya.
ANDA MASIH
PENASARAN HUBUNGI SEGERA ????
HP / WA. 085723244437 / 082322433383 /
PIN BB : D897EBBF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar